JAKARTA – Toyota Raize Hybrid menjadi salah satu mobil yang terlibat skandal uji tabrak Daihatsu. Pada 19 Mei lalu, Daihatsu mengumumkan telah menemukan kesalahan dalam prosedur sertifikasi uji benturan samping (UN-R135) Daihatsu Rocky Hybrid dan Toyota Raize Hybrid. Mobil itu kemudian dites ulang.
Buntut terungkapnya skandal uji tabrak pada Daihatsu Rocky Hybrid dan Toyota Raize Hybrid, Daihatsu dan Toyota menunda pengiriman dan penjualan kendaraan tersebut.
“Kami dengan tulus meminta maaf atas segala kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan kepada semua pihak terkait, termasuk pelanggan,” tulis Toyota dalam siaran persnya.
Lebih lanjut, Daihatsu secara sukarela melakukan tes tabrakan internal untuk memastikan kinerja keselamatan Toyota Raize HEV. Pengujian dilakukan untuk mengatasi masalah keamanan pelanggan yang menggunakan model tersebut.
Mobil itu diuji menabrak semacam tiang listrik dari samping dengan kecepatan 32 km/jam. Hasilnya, dampak terhadap penghuni mobil memenuhi standar hukum, pintu juga tidak terlepas dan tidak ada kebocoran bahan bakar di bawah nilai yang ditentukan. Setelah diuji tabrak ulang, Toyota Raize Hybrid memenuhi standar untuk perlindungan kepala, bahu, dada, perut, dan panggul.
“Pengujian yang dilakukan kali ini merupakan pengujian internal Daihatsu dan belum dikonfirmasi oleh otoritas sertifikasi. Prosedur yang diperlukan untuk pengiriman dan dimulainya kembali penjualan Toyota Raize akan diterapkan, seperti melakukan pengujian di hadapan otoritas sertifikasi dan mengonfirmasi item sertifikasi lainnya dengan berkonsultasi dengan pihak berwenang,” sebut Toyota.
Menurut Daihatsu, kesalahan pada Rocky dan Raize Hybrid diketahui saat pemeriksaan internal operasional sertifikasi Daihatsu setelah Daihatsu mengumumkan skandal uji tabrak pada 28 April 2023. Saat itu, diketahui mobil-mobil yang terlibat antara lain Toyota Yaris Ativ atau Vios, Perodua Axia (kembaran Daihatsu Ayla/Toyota Agya di Malaysia), Toyota Agya, dan satu model yang tengah dikembangkan.
“Saat ini kami sedang bekerja dengan semua perusahaan, untuk memeriksa kembali struktur tata kelola kami sebelumnya, termasuk milik kami sendiri, dan telah memulai tinjauan menyeluruh,” kata Toyota.
“Kami memandang kasus ini bukan sebagai masalah individu atau tempat kerja, melainkan masalah seluruh perusahaan di mana individu atau tempat kerja dipaksa melakukan kesalahan. Bersama Daihatsu, kami berkomitmen untuk mendengarkan suara mereka yang berada di garis depan dan menanggapi situasi dengan hati-hati,” sambungnya.
Sumber: detik.com
Komentar