JAKARTA – Bareskrim Polri menangkap lima tersangka anggota sindikat pemalsuan oli yang diproduksi di wilayah Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur. Peredaran oli palsu bisa merugikan banyak pihak, termasuk pengendara selalu konsumen.
“Dengan adanya pemalsuan berbagai merek ini, tentunya akan berdampak kerugian terhadap pemilik merek resmi, juga merugikan terhadap konsumen yang menggunakan merek oli yang palsu ini. Tentunya pemakaian oli palsu dalam waktu jangka panjang juga akan merugikan konsumen terutama kerusakan pada mesin kendaraan,” kata Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Hersadwi Rusdiyono kepada wartawan, Kamis (8/6/2023).
Terpisah, kuasa hukum internal PT Astra Honda Motor, Edward, mengatakan ada beberapa perbedaan yang bisa dilihat untuk membedakan oli asli dan palsu. Pihaknya sendiri merupakan perusahaan yang menjadi korban karena produknya ikut dipalsukan.
“Yang paling nyata, paling gampang konsumen bisa lihat, pertama itu dari tutup botol. Yang asli terdapat coak, sedangkan kalau yang asli tidak terdapat coak,” kata Edward.
Perbedaan juga bisa dilihat dari jendela botol. Menurut Edward, produk oli palsu memiliki jendela botol yang miring.
Kemudian, Edward menjelaskan produk asli dengan palsu bisa dilihat dari tekstur botol oli. Produk asli cenderung lebih padat, sedangkan produk palsu lebih lunak.
Terakhir, pada produk oli MPX terdapat sebuah kode barang (barcode) yang bisa dipindai (di-scan). Apabila dipindai, kode barang tersebut akan terhubung ke sebuah laman di internet.
“Hasil dari scan itu menunjukkan tulisan ahm.to itu akan muncul di website, kalau yang palsu itu akan muncul ahm.top atau mereka bisa juga bikin ahm.to tapi di website Blogspot itu memalsukan,” ungkapnya.
Raup Omzet Rp 20 M Per Bulan
Sebelumnya, Bareskrim Polri menyita 36.933 botol oli kendaraan palsu siap edar dari lima tersangka pemalsu oli di Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur. Puluhan ribu botol oli siap edar tersebut terdiri atas berbagai merek oli terkenal.
“Ini dikemas dalam kardus kemasan 0,8 dan 1 liter yang siap edar,” kata Hersadwi.
Dalam produksinya, mereka bisa menghasilkan 312 ribu botol setiap hari. Ratusan ribu botol itu didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Produksi oli palsu tersebut telah dilakukan selama 3 tahun sejak 2020. Dia menyebutkan omzet yang bisa dihasilkan dalam penjualan oli palsu itu mencapai Rp 20 miliar per bulan.
“Totalnya itu kalau per bulan, ini kan tadi ada tiga gudang yang dijadikan pabrik ya, per gudang itu Rp 6,5 miliar. Jadi kali tiga, kurang lebih ya sekitar Rp 20 miliar per bulan omzetnya,” ucapnya.
Sumber: detik.com
Komentar