Sistem Bayar Tol Tanpa Setop Tetap Lanjut di RI, Menteri PUPR Pede

BERITA556 Dilihat

JAKARTA – Menteri PUPR Basuki Hadimuljono percaya diri sistem bayar tol tanpa setop alias multi lane free flow (MLFF) tetap dilanjut penerapannya di Indonesia. Rencana pemerintah menerapkan sistem ini di bulan Juni gagal, hal itu terjadi karena ada masalah pada PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) sebagai badan usaha pelaksana proyek MLFF.

Berbagai isu tak sedap sempat beredar mulai dari perbedaan visi kontraktor asal Hungaria, perbedaan aturan jalan tol di Hungaria dan Indonesia, hingga pihak Indonesia hingga ditagih uang US$ 80 juta atau setara Rp 1,2 triliun (kurs Rp 15.000). Sistem MLFF di Indonesia sendiri akan dibawa teknologinya oleh pihak Hungaria lewat Roatex.

Basuki menyatakan sistem ini akan tetap diterapkan di Indonesia. Masalah yang terjadi menurutnya hanya melibatkan internal PT RITS dan tidak akan mengganggu penerapan sistem MLFF di Indonesia.

“Ya lanjut terus, itu kan internal (Roatex) aja. Saya memang belum dapat laporan resmi BPJT, tapi kalau saya tanya ada apa ini? Itu hanya internal. Nggak ada pengaruhnya ke proyek,” ujar Basuki ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2023).

Dia juga menuturkan proyek ini tidak akan merugikan negara pasalnya semua dibiayai investasi murni tak ada uang APBN. “Itu juga kan modelnya investasi, nggak ada APBN,” ujarnya.

Sejauh ini pihaknya sendiri tetap akan mengawasi PT RITS dan mendorong agar sistem MLFF tetap dilaksanakan. Pemerintah sejauh ini menetapkan sistem supervisi kepada PT RITS selaku badan usaha pelaksana.

“Kita kan supervisinya, direksi pekerjaannya di pemerintah. Biasa project management kan. Project management di PU. Manajemen aja,” kata Basuki.

Kebut Aturan Bayar Tol Tanpa Setop
Lebih lanjut Basuki menyatakan pemerintah pun saat ini sedang mengebut Peraturan Pemerintah yang bakal menjadi dasar aturan penerapan sistem MLFF di Indonesia. Menurutnya, masalah yang muncul saat ini akan selesai bila sudah ada aturan resmi dari pemerintah.

“Kan lagi disusun PP-nya kan, ini tunggu PP-nya, bagaimana sanksinya? Kalau ada yang kena sanksi gimana,” ujar Basuki.

Di sisi lain, bila Roatex yang merupakan perusahaan asal Hungaria itu tidak bisa menerapkan sistem MLFF di Indonesia dari awal pasti tidak akan memulai proyek di sini. Namun, sejauh ini proyek sudah berjalan pengembangannya dan hanya tinggal melakukan uji coba.

“Kalau nggak masuk ya kan nggak mungkin dikerjakan. Ini kan udah dikerjain, tinggal dicoba aja, kemudian diterapkan,” sebut Basuki.

Soal kapan kelanjutan uji coba dan penerapan MLFF, Basuki masih belum memberikan kejelasan. Malah menurutnya, apabila Juni ini masih bisa dilakukan maka uji coba akan dilakukan.

“Kita lihat nanti lah uji cobanya gimana. Kalau bisa Juni ini masih bisa dilanjutkan lagi, kita teruskan saja,” pungkas Basuki.

Sebelumnya, PT RITS sendiri sudah memastikan proyek MLFF tetap dilanjutkan. Pihak RITS mengatakan penundaan jadwal uji coba MLFF di Bali memang sangat disayangkan, namun bukan merupakan suatu permasalahan besar. Proyek akan tetap berjalan dengan kerja sama erat antara PT RITS dan pemerintah sebagai regulator.

“Penundaan jadwal uji coba merupakan hal yang biasa dalam suatu proyek besar,” kata Direktur PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Gyula Orosz.

“Proyek masih berjalan, dengan kerja sama yang erat dengan BPJT dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Mungkin ada beberapa penundaan jadwal, tapi ini ‘wajar’ untuk proyek besar seperti ini,” tambahnya.

Sumber: detik.com

Komentar