Nataila Bago Dilantik Jadi Ketua DPD PKNR Kota Dumai

BERITA779 Dilihat

DUMAI – Walikota Dumai H Paisal, diwakili Staff Ahli Syawir Kasim hadiri pelantikan Pengurus DPD “Perkumpulan Keluarga Nias Riau (PKNR)” Kota Dumai periode 2022-2026, Minggu (30/7/2023) sore di Pendopo Sri Bunga Tanjung.

Pengukuhan dilakukan langsung Ketum DPP PKNR AKBP (Purn) Peniel Zalukhu, SH., turut dihadiri Sekum DPP Yermias Duha, S.Kom., M.Kom., dan Bendum DPP Sokhiatulo Laia, Ketua Panitia Nasozisokhi Bu’ulolo dan Sekretaris Agus Prama Harefa, Ketua Harian Forum Pembauran Kebangsaan-Lembaga Kerukunan Keluarga Masyarakat Dumai (FPK-LKKMD) Chandra Abdul Ghani (Ichan), Ketua LAMR-DUMAI diwakili, Dandim 0320/Dumai diwakili Pasi Intel, Kapolres Dumai diwakili, Kaban Kesbangpol diwakili, para ketua 17 suku se-Kota Dumai, Ketua Geram 17 Suku Kota Dumai, Pengurus Kalvari, Pengurus Pejuang Siliwangi dan tamu undangan lainnya.

Acara pelantikan mengambil thema “Terus Jaga Kekompakan, Kerukunan dan Toleransi bersama 17 Suku Kota Dumai serta Bersinergi dalam Dukung Penuh Program Pemko demi Wujudkan Kota Idaman”.

Sesuai SK Pelantikan dikeluarkan DPP PKNR, jabatan Ketua DPD PKNR Kota Dumai dijabat Nataila Bago, Sekretaris Simon Petrus Harefa dan Bendahara Sonihonogoi Dachi, serta 11 bidang pendamping.

SK Pelantikan bernomor 09/SK/DPP/PKNR/VIII/2022, ditetapkan di Pekanbaru tanggal 22 Agustus 2022, ditandatangani Ketum Peniel Zalukhu dan Sekum Yermias Duha.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Nasozisokhi Bu’ulolo ucapkan terimakasih kepada Walikota Paisal yang telah mendukung terlaksananya pengukuhan.

Hal sama juga disampaikan Ketua Panitia Nataila Bago. “Terimakasih kepada Walikota Paisal, Dandim dan Kapolres Dumai, Utusan Ketua LAMR-Dumai, Ketua Harian FPK-LKKMD, Ketua Pejuang Siliwangi, utusan Kaban Kesbangpol, Ketua Geram, Ketua Pejuang Siliwangi dan tamu undangan lainnya,” ucap Nataila Bago.

Dikatakan, awal mulanya ikatan warga rantau asal Nias tersebut bernama “Ikatan Keluarga Nias Riau (IKNR) Kota Dumai” sejak 2004. Namun sejak 2021 berganti nama menjadi “PKNR Kota Dumai “.

“Tujuan terbentuknya PKNR; untuk menghimpun masyarakat rantau asal Nias domisili Dumai agar bersinergi dalam mendukung Dumai jadi Kota Idaman,” cakap Nataila Bago.

Berkoordinasi dengan Walikota Khairul Anwar, sejak 2014 PKNR telah perjuangkan masyarakat Nias untuk beroleh identitas kependudukan, seperti KK dan KTP. Dengan adanya identitas kependudukan, masyarakat Nias juga dapat fasilitas Jamkesko. 95% masyarakat Nias telah memiliki identitas dan 5%-nya belum, karena terkendala jarak yang jauh dari pusat kota dan keterbatasan lainnya.

Jumlah anggota PKNR lebih kurang 2.000 jiwa atau ±500 KK.

“Saat ini PKNR telah tergabung dalam FPK-LKKMD. Terimakasih kepada seluruh panitia,” pungkas Nataila Bago.

“Selamat..!! Ingat tujuan utama organisasi adalah untuk berikan kepedulian terhadap anggota agar semakin sejahtera,” ucap Ketua DPP PKNR Peniel Zalukhu.

Peniel Zalukhu berkesempatan berikan donasi kepada Pengurus DPD sebesar Rp 5 JT, sebagai bentuk perhatian DPP.

Syawir Kasim mewakili Walikota Paisal ucapkan selamat kepada pengurus DPD yang telah dilantik. “Harapan kami Pemko Dumai, agar masyarakat Nias tetap tumbuh dan berkontribusi dengan bersinergi bersama pemerintah dan ikatan suku lainnya terutama LAMR-Dumai sebagai payung negeri, sehingga tercapai Kota Dumai yang maju, sejahtera dan bermartabat,” tutup mantan Kadis Pustaka dan Kearsipan ini.

Sejak awal pembukaan acara, ragam seni budaya Nias didominasi warna merah dan kuning terang turut dihadirkan panitia. Mulai dari penyambutan tamu VIP, disambut tarian dan pengalungan bunga oleh para remaja putri, tarian perang dipertengahan acara, lompat batu setinggi 2 meter oleh para remaja putra dan sebagai penutup acara, seluruh masyarakat Nias lakukan tarian Maena, yang mempunyai makna tentang kebersamaan dan persatuan antara satu sama lain.

Ada yang unik, ketika para penari tarian perang lengkap dengan busana dan senjata tampilkan keahliannya dihadapan tamu undangan, seorang bocah laki-laki umur 6 tahun kelas 1 SD Sri Langgam bernama Juan Fredrik Wau, turut serta dalam barisan penari. Gerakan si bocah sangat gesit, seirama beriringan dengan barisan penari lainnya. Sepertinya, ia sangat menjiwai tarian tersebut.

“Anak seperti ini lah yang kami inginkan lahir jadi penerus kami. Jadi… seni budaya Nias tetap lestari dan tidak hilang,” kata seorang bapak ketika mengamati gerakan si bocah.(Es)***

Komentar