JAKARTA – Industri kreatif menjadi penopang perekonomian Indonesia, terutama semasa pandemi COVID-19.
Dikutip Penjurupos dari Wolipop, Nilai ekspor dari berbagai subsektor seperti kuliner dan mode mengalami pertumbuhan.
Namun, kesiapan para pelaku pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk bersaing di pasar internasional masih perlu mendapat perhatian.
Subsektor mode mengalami tren positif meski roda perekonomian bergerak lambat karena wabah virus Corona.
Sepanjang Januari-November 2021, nilai ekspor industri pakaian Indonesia mencapai US$ 7,64 miliar menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Angka tersebut tumbuh 19,59 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Begitu pula dengan industri kuliner. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor produk makanan olahan Januari – April 2020 mengalami kenaikan 7,9 persen dibandingkan tahun lalu dengan nilai mencapai US$ 1,32 miliar.
BPS juga melaporkan, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri makanan dan minuman tercatat sebesar Rp 209,6 triliun pada kuartal III/2022. Jumlah itu meningkat 3,57 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 202,4 triliun.
Para pelaku UMKM Tanah Air memiliki peluang untuk mengembangkan produk sesuai dengan standar internasional. Kehadiran kegiatan seperti BRILianpreneur yang digelar oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) sejak 2019 dapat menjadi wadah bagi mereka untuk mengembangkan potensi tersebut.
Tahun lalu, sebanyak 502 UMKM dari berbagai bidang mengikuti BRILianpreneur 2022 setelah lolos proses pengkurasian. UMKM dengan orientasi ekspor menjadi salah satu kriteria penilaian teratas.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, UMKM kuliner mendominasi jumlah peserta. “Kesiapan UMKM food and beverage untuk ekspo dan ekspor lebih baik dibandingkan dengan kategori lainnya,” katanya kepada Wolipop belum lama ini.
Tahun ini, BRI kembali menggelar BRILianpreneur sebagai bentuk komitmennya untuk mendukung UMKM, terutama di tengah era transformasi digital. Selain sebagai wadah promosi dan transaksi, ajang ini juga memberikan pembekalan bagi para pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kapasitas bisnis dan kualitas produknya.
“BRILianpreneur tahun ini akan menampilkan UMKM Indonesia yang telah dikurasi dan memenuhi standar global, tapi tetap bertumpu pada sumber daya lokal, pemberdayaan komunitas lokal, dan kepedulian lingkungan,” ujar Aestika tentang perbedaan BRILianpreneur 2023 dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, ia juga memastikan kuota peserta tahun ini akan ditambah setelah melihat antusiasme peserta di penyelenggaraan terdahulu. “(Ada) kenaikan jumlah peserta dari 502 pada tahun 2022 menjadi 700 plus peserta,” tambahnya.
Di luar pameran offline, BRI juga tetap mengadakan bazar secara online di beberapa marketplace mitra. Menurut Aestika, di era digital seperti sekarang, UMKM juga perlu diberikan edukasi tentang pemasaran produk secara daring sebagai salah satu cara menjangkau pasar internasional.
UMKM yang ingin mendaftar BRILianpreneur 2023 masih memiliki kesempatan hingga besok, Jumat (30/6/2023).***
Editor: Redaksi
Komentar