Jadi Korban Pengeroyokan, Kondisi Ade Armando Luka Serius dan Muntah Darah

Selasa, 12 April 2022 | 01:16:50 WIB

JAKARTA - Pegiat media sosial Ade Armando menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang saat mengikuti demonstrasi di depan gedung DPR sore tadi, Senin 11 April 2022. Ade disebut baru bisa dievakuasi ke rumah sakit sekitar maghrib dan mengalami luka serius.

Sekretaris Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada, menyatakan Ade baru bisa dibawa keluar dari Komplek DPR RI menuju rumah sakit sekitar pukul 18.00 WIB. Hal itu karena masih ada sejumlah massa yang berkerumun di sekitar Komplek DPR.

"Karena ada penyekatan massa, Ade baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18:00 sampai ke RS," tulis Nong dalam keterangan resmi yang diterima Tempo.

Nong menyatakan, pasca diselamatkan oleh aparat kepolisian dari amukan massa, Ade sempat mendapatkan perawatan. Pria yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia itu dalam kondisi sadar dan bisa berkomunikasi serta langsung menghubungi keluarganya.

Nong tak menyebutkan di rumah sakit mana Ade dirawat. Yang pasti, menurut dia, Ade mengalami luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur tubuh.

"Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," kata dia.

Nong menjelaskan keberadaan Ade Armando saat demonstrasi itu berlangsung. Menurut dia, Ade merupakan bagian dari tim PIS yang berupaya untuk meliput aksi mahasiswa tersebut. Ade ditemani oleh empat rekannya, dua kameraman dan dua penulis.

"Ade dan tim datang melakukan peliputan atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS). Tujuannya untuk membuat konten youtube dan media sosial Gerakan PIS. Pada awalnya tidak ada masalah, bahkan beberapa media massa mewawancarai Ade," tulis dia.

PIS pun mengutuk aksi pengeroyokan terhadap Ade tersebut. Mereka juga berharap aparat kepolisian bisa mengusut kejadian tersebut.

"Kami mengutuk keras perlakuan biadab terhadap Ade Armando. Perlakuan ini jelas menunjukan betapa kebiadaban telah menjadi pertunjukan yang memuakkan," tulisnya.

"Kami berharap pihak aparat secepatnya menangkap pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando. Sebab ini bukan insiden biasa. Ini adalah sejenis ancaman bagi siapa saja yang berusaha merawat akal sehat di Indonesia."

Peristiwa pengeroyokan terhadap Ade Armando ini terjadi setelah mahasiswa membubarkan diri. Ade dikeroyok oleh massa yang berpakaian serba hitam dan tidak mengenakan atribut kampus.

Tempo menyaksikan detik-detik Ade mendapatkan pukulan pada kepala belakangnya oleh pria yang mengenakan topi. Ia sempat terhuyung sebelum akhirnya terhempas ke aspal akibat pukulan di badan dan kepala. Massa yang diperkirakan berjumlah 30 orang secara bergantian-gantian memukuli Ade.

Ade yang sudah babak belur kemudian diselamatkan oleh beberapa polisi berpakaian preman. Ia dibopong masuk ke dalam Gedung DPR RI melalui gerbang kecil di bagian depan. Namun, massa yang belum puas memukuli Ade terus melemparinya dengan batu hingga kayu.

Melihat massa yang sudah tidak kondusif, polisi menembakkan gas air mata. Massa kemudian kocar-kacir akibat serangan itu. Polisi sempat menembakkan beberapa kali gas air mata untuk membubarkan massa.

Polisi memastikan akan mengusut aksi pengeroyokan terhadap Ade Armando ini. Kepada Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan demo 11 April yang digelar di berbagai tempat ini ditunggangi oleh kelompok Anarko. Mereka menyimpulkan hal tersebut setelah mengidentifikasi sejumlah video kejadian kerusuhan di beberepa kota. (Tempo)

Terkini