JAKARTA – Lima orang pria asal Inggris dipenjara karena terbukti menjalankan bisnis streaming ilegal Liga Inggris dari 2016 sampai 2021.
Mereka adalah Mark Gould, Steven Gordon, Peter Jolley, Christopher Felvus, William Brown, dan Zak Smith. Pemasukannya dari layanan ilegal itu tak main-main, mencapai USD 8,6 juta, yang didapat selama lima tahun dari sekitar 50 ribu pelanggan.
Dagangan utamanya adalah Premier League, alias pertandingan-pertandingan dan bermacam konten lain dari Liga Inggris. Salah satu layanan yang mereka operasikan adalah Flawless IPTV, yang beroperasi dari 2016 sampai 2018, membajak lebih dari 300 tayangan TV dari sumber resmi maupun tak resmi, dengan biaya USD 12 perbulan.
Sebagai informasi, biaya berlangganan resmi untuk tontonan Premier League di Inggris adalah sekitar USD 75 sampai USD 100 tiap bulannya, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Senin (5/6/2023).
Jadi biaya yang dibayarkan ke pembajak ini jauh lebih murah. Bahkan, untuk reseller biayanya lebih murah lagi. Yaitu UDS 8 perbulan. Dari situ saja pemasukan mereka sudah mencapai USD 5,7 juta selama dua tahun, yang USD 2,1 jutanya diambil oleh Gould.
Lalu layanannya berkembang menjadi Optimal pada 2018, yang dibuat oleh Gordon dan Jolley. Namun umurnya tak panjang karena kedua orang ini malah menginfeksi servernya dengan malware.
Lalu muncul Flawless 2, yang merupakan Shared VPS, yang dirilis setelah Gould pertama ditangkap pada 2018. Layanan ini menghasilkan USD 3,22 juta antara 2018 sampai 2021.
Kasus ini diinvestigasi oleh tim gabungan dari berbagai badan. Seperti organisasi anti pembajakan Inggris yang bernama FACT, Premier League, kepolisian, dan sejumlah badan lain.
Hukuman penjara untuk ke-5 orang itu berbeda-beda, dan jika ditotal mencapai 30 tahun. Hukuman paling lama dijatuhkan ke Gould yang mendapat keuntungan paling besar. Ia dihukum 11 tahun penjara.
Sementara Gordon (mendapat keuntungan USD 1,2 juta) dan Jolley (USD 956 ribu) dihukum 5 tahun 2 bulan penjara, Felvus (USD 203 ribu) dihukum tiga tahun 11 bulan, Brown (USD 18 ribu) dihukum empat tahun sembilan bulan. Sementara Zak Smith yang hanya mendapat USD 6 ribu tidak hadir di pengadilan dan menjadi buronan.
Smith ini disebut sebagai perusahaan anti pembajakan yang digunakan oleh Premier League. Tujuannya untuk memastikan pembajak diblokir oleh ISP saat mereka menayangkan pertandingan Liga Inggris.
Sumber: detik.com
Komentar