PEKANBARU – Pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional setiap tahunnya. Hal itu sebagai bentuk apresiasi dan rasa bangga atas warisan budaya itu.
Dimana Indonesia sangat dikenal sebagai negara dengan budayanya yang kaya dan beragam, salah satunya adalah batik.Bahkan batik dari Indonesia juga sudah dikenal seluruh dunia sebagai warisan budaya Indonesia yang berharga.
Di Riau, batik sendiri ternyata sudah ada sejak babad ke-17. Ketika itu dikenal dengan batik cap dengan berbagai motif khas Melayu.
“Batik di Riau sudah ada sejak abad ke 17. Ketika itu dikenal dengan batik cap. Pada masa itu motif yang berkembang adalah motif-motif seperti Pucuk Rebung, Itik Pulang Petang, Bunga Kiambang, Kuntum Bujang, Kuntum Bersusun dan Tampuk Manggis,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen, Selasa (2/10/2023).
Berkembang zaman, lanjut Raja Yose, pada tahun 1990-an muncul berbagai macam motif yang menyesuaikan perkembangan zaman. “Tapi sejak tahun 90-an sampai saat ini batik tulis bahkan printing, motifnya sudah beragam dan berkembang mengikuti flora, fauna dan Floris di suatu daerah,” ujarnya.
“Bahkan ada motif yang berangkat dari kearifan lokal seperti motif Jalur, Perahu Beghanduang, Takuluak Barambai, Bunga Seroja, Ikan, Candi Muaro Takus, Istana Siak dan lain sebagainya,” tambahnya.
Ditanya ada berapa banyak motif Batik Riau, Raja Yose mengaku tidak ingat jumlah pastinya. Namun, ia mengaku ada ratusan motif. “Kalau ribuan belum lah jenis motif. Tapi kalau lembar mungkin sudah ribuan. Namun saya lupa jumlah pastinya,” tukasnya.(mcr)
Komentar