DUMAI - 8 Desember 2025, Kilang Pertamina Dumai terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berdampak, menyentuh kebutuhan dan berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Melalui program Serumpun Paman Bahri akronim Sinergi Ekologi untuk Masyarakat Pesisir Unggul, Pangan Mandiri dan Bahari Lestari, Kilang Pertamina Dumai menambah perluasan Alat Pemecah Ombak (APO) sepanjang 200 meter di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai.
Inisiatif ini menjadi langkah konkret perusahaan dalam upaya memperkuat perlindungan kawasan pesisir dari risiko abrasi yang masif terjadi dan mengancam Kota Dumai, khususnya di pesisir Pantai Mundam.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Kilang Pertamina Dumai Agustiawan mengatakan perluasan APO tahap kedua dan dalam proses pembangunan ini menegaskan konsistensi dan perhatian serius perusahaan dalam menghadirkan solusi jangka panjang bagi masyarakat terdampak abrasi di sekitar area operasi kilang.
“Perluasan APO di Kelurahan Mundam ini adalah upaya serius kami dalam menjaga ekosistem pesisir sekaligus melakukan penataan kawasan yang rawan terhadap ancaman abrasi sekaligus untuk percontohan perlindungan pesisir. Saat ini sudah terpasang 73 meter dan 127 meter lagi seluruh pembangunan targetnya akan rampung pada Desember ini,” kata Agustiawan.
Perluasan infrastruktur pemecah ombak sepanjang 200 meter ini merupakan lanjutan dari tahap pertama yang dibangun pada 2024. Fase awal tersebut terbukti memberikan dampak positif, antara lain melindungi 86 meter garis pantai atau 31,27 persen kawasan rawan abrasi, menambah sedimentasi alami sebesar 774 m³, serta meningkatkan perlindungan bagi 60 kepala keluarga yang bermukim di sekitar bibir pantai. Dengan pengembangan tahap kedua ini, total keseluruhan APO yang dibangun Kilang Pertamina Dumai di Kelurahan Mundam mencapai 286 meter.
Agustiawan menambahkan inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Kilang Pertamina Dumai dalam implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) diseluruh kegiatan operasi dan bisnis perusahaan serta dukungan terhadap capaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya terkait penanganan perubahan iklim dan konservasi ekosistem pesisir.
Untuk memastikan dukungan infrastruktur tersebut memberikan dampak yang optimal, General Manager Kilang Pertamina Dumai, Iwan Kurniawan, meninjau langsung implementasi program Serumpun Paman Bahri sekaligus pembangunan APO dalam rangka Management Walkthrough (MWT) monitoring program TJSL pada Kamis (8/12).
Dalam kunjungan itu, Iwan berdialog dengan kelompok Nelayan Mundam Jaya serta kader Posyandu Mundam Berseri untuk memastikan bahwa intervensi strategis yang telah dilakukan perusahaan tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kami ingin memastikan seluruh program perusahaan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap dinamika perubahan iklim saat ini. Perlindungan pesisir adalah fondasi bagi keberlanjutan ekosistem dan keberlangsungan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada laut,” kata Iwan.
Selain pembangunan APO, penguatan kawasan pesisir turut diperkuat melalui optimalisasi penanaman mangrove sebanyak 1.370 mangrove dengan Hingga saat ini, sebanyak 370 bibit telah ditanam, sementara 1.000 bibit lainnya tengah disiapkan dalam fase pembibitan.
Upaya rehabilitasi vegetasi pesisir ini tidak hanya berfungsi sebagai penahan gelombang laut dan pengendali abrasi, tetapi juga memberi manfaat ekologis yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas ekosistem pesisir Mundam.
Dalam kesempatan tersebut, Kelompok Nelayan Mundam Jaya dan Kader Posyandu Mundam Berseri menyampaikan apresiasinya atas kepedulian dan komitmen dukungan berkelanjutan yang diberikan Kilang Pertamina Dumai melalui program Serumpun Paman Bahri yang telah memberikan perlindungan lingkungan sekaligus peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir.***
