DUMAI - Terperangah dan terhipnotis. Agaknya itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan suasana pembacaan puisi "Monolog Malayculla" oleh seorang budayawan puisi Melayu Dumai - Riau, Encik Tyas A.G, Senin (29/12/2025).
"Monolog Malayculla" berisi riwayat singkat tentang kehidupan masyarakat Dumai khususnya masyarakat Melayu, mulai dari jaman sebelum Belanda masuk ke tanah air hingga karakter masyarakat Melayu saat ini ditengah-tengah gempuran budaya asing yang negatif.
Berlangsung di Pendopo Sri Bunga Tanjung, Pidato Kebudayaan yang diprakarsai Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai, Encik Agoes S Alam (Budianto) itu padat diisi penampilan para budayawan puisi yang sudah melegenda di Riau dan Kota Dumai.
Salah satu legenda budayawan puisi Melayu Dumai yang tampil diatas podium tersebut adalah Tyas A.G.
Pidato Kebudayaan merupakan refleksi dan evaluasi budaya selama 2025.
Ada 3 pusi "Monolog Malayculla" yang membuat para pecinta seni budaya yang hadir terperangah dan terhipnotis. Suara berat dan bergetar Tyas A.G membawa pendengar tertegun.
Puisi pertama bertajuk "Khotbah", yang kedua "Aku" dan terakhir "Tanah Air Mata". Pembacaan puisi oleh Tyas A.G dengan posisi berdiri semakin hidup dengan tampilan latar belakang peta napak tilas sejarah Dumai dari catatan J.S.G. Gramberg 1864
Peta Leiden 1882 hingga
Esluit Zelfbestuur Siak 1915
Puisi pertama "Khotbah" berisi narasi yang dipetik dari kitab suci umat Kristiani. "Puisi Khotbah mirip khotbah Pendeta karena nuansa dan napas nya mirip agama Kristiani. Tapi, jangan dipandang macam-macam. Mari bedakan puisi dan agama. Ini murni seni budaya. Bukan pembenturan dua agama. Camkan itu.!!," kata Tyas A.G.
Berikut isi lengkap puisi:
"KHOTBAH.!
FANTASTIS.. DI SATU MINGGU SIANG YANG PANAS DI GEREJA YANG PENUH ORANGNYA SEORANG PADRI MUDA BERDIRI DI MIMBAR WAJAHNYA MOLEK DAH SUCI MATANYA MANIS SEPERTI MATA KELINCI DAN IA MENGANGKAT KEDUA TANGANNYA YANG BERSIH HALUS BAGAI LELI LALU BERKATA; "SEKARANG KITA BUBARAN HARI INI KHOTBAH TAK ADA." ORANG-ORANG TIDAK BERANJAK. MEREKA TETAP DUDUK RAPAT BERDESAK ADA JUGA BANYAK YANG BERDIRI. MEREKA KAKU. TAK MAU BERGERAK. MATA MEREKA MENATAP BERTANYA-TANYA. MULUT MEREKA MENGANGA BERHENTI BERDOA, TAPI INGIN BENAR MENDENGAR. KEMUDIAN DENGAN SERENTAK MEREKA MENGESAH DAN BERBARENG DENGAN SUARA ANEH DARI MULUT MEREKA, TERSEBAR LAH BAU KERAS -YANG PERLU DICEGAH DENGAN SEGERA.
"LIHATLAH AKU MASIH MUDA -BIARLAH AKU MENJAGA SUKMAKU. SILAKAN BUBAR 121NKAN AKU MEMULIAKAN KESUCIAN. AKU AKAN KEMBALI KE BIARA MERENUNG KAU KEINDAHAN ILAHI. ORANG-ORANG KEMBALI MENGESAH. TIDAK BERANJAK. WAJAH MEREKA NAMPAK SENGSARA. MATA MEREKA BERTANYA-TANYA. MULUT MEREKA MENGANGA SANGAT BUTUH MENDENGAR.
"ORANG-ORANG INI MINTA PEDOMAN. ASTAGA. TUHANKU, KENAPA DISAAT INI KAU TINGGALKAN DAKU. SEBAGAI SEKELOMPOK SERIGALA YANG MALAS DAN LAPAR MEREKA MENGANGAKAN MULUT MEREKA. UDARA PANAS DAN ANU TERKENCING DICELANA BAPAK-BAPAK. KENAPA KAU TINGGALKAN DARU."
ORANG-ORANG TETAP TIDAK BERANJAK. WAJAH MEREKA BASAH RAMBUT MEREKA BASAH. SELURUH TUBUH MEREKA BASAH. NERINGAT BERKUCURAN DI LANTAI KARENA UDARA YANG PANAS DAN KESENGSARAAN MEREKA YANG TEGANG. BAUNYA BUSUK LUAR BIASA. DAN PERTANYAAN-PERTANYAAN MEREKA PUN BERBAU BUSUK JUGA.
!! SAUDARA-SAUDARAKU, PARA ANAK BAPA DI SORGA. INILAH KHOTBAHKU 14 LAH KHOTBAHKU YANG PERTAMA. HIDUP MEMANG BERAT. GELAP DAN BERAT. MESENGSARAAN BANYAK JUMLAHNYA. MAKA DALAM HAL INI KEBIJAKSANAAN HIDUP ADALAH RA-RA-RA RA-RA-RA, HUM-PA-PA, RA-RA-RA TENGOKLAH KEBIJAKSANAAN KADAL MAKHLUK TUHAN YANG JUGA DICINTAINYA MENIARAPLAH KE BUMI KARENA, LIHAT LAH SUKMAMU TERJEPIT DIANTARA BATU-BATU-HIJAU. LUMUTAN. SEBAGAI KADAL RA-RA-RA SEBAGAI KETONGGENG HUM-PA-PA."
ORANG-ORANG SERENTAK BERSUARA RA-RA-RA, HUM-PA-PA DENGAN GEMURUH BERSUARA SELURUH ISI GEREJA; RA-RA-RA, HUM-PA-PA
"KEPADA KAUM LELAKI YANG SUKA SENAPAN YANG MEMASANG PANJI-PANJI KEBENARAN DI MATA BAYONETNYA, AKU MINTA DI CAMKAU BAHWA LU-LA-LA, LALI-LO-LU-ANGKAT HIDUNGMU TINGGI-TINGGI AGAR TAKKAU LIHAT SIAPA YANG HAU PIJAK、 KARENA BEGITULAH LI-LI-LI, LA-LI-LO-LU. TANGANMU BERSIHKAN DARAH DARI T AGAR AKU TARGEMETAR LALU KITA BISA DUDUK-DUDUK MINUM TEH SAMBIL NGOMONG-NOMONG TENTANG DERITA MASYARAKAT ATAU HAREKAT HIDUP DAN MATI. HIDUP PENUH SENGSARA DAN DOSA. HIDUP ADALAH TIPU MUSLIHAT-LA-LA-LA, LI-LI-LI, LA-LI-LO-LU JADI MARILAH KITA TEMBAK MATAHARI. KITA BIDIK SETEPAT-TEPATNYA."
DENGAN GEMBIRA ORANG-ORANG MENYAMBUT -BERSAMA; LA-LA-LA, LI-LI-LI, LA-LI-LO-LU. MEREKA BERDIRI. MENGHENTAIKKAN KAKI KE LANTAI BERDERAP SERENTAK DAN SE IRAMA SUARA MEREKA BERSATU LA-LA-LA, LI-LI-LI, LA-LI-LO-LU. HANYUT DALAM PERSATUAN YANG KUAT -MEREKA BERTERIAK BERSAMA DAN SEIRAMA; PERSIS DAN LA-LA-LA, LI-LI-LI, LA-LI-LO-LU- MAKA KINI KITA TELAH HIDUP KEMBALI. DARAH TERASA MENGALIR DENGAN DERASHYA. DI KEPALA, DI LEHER, DI DADA, DI PERUT, DAH DI BAGIAN TUBUH LAINNYA. LIHAT LAH, OLEH HIDUP JARI-JARIKU GEMETAR DARAH ITU BONG-BONG-BONG. DARAH HIDUP BANG-BING-BONG DARAH HIDUP BERSAMA BANG-BING-BONG-BONG HIDUP HARUS BERAMAI-RAMAI DARAH BERGAUL DENGAN DARAH BONG-BONG-BONG, BANG-BING-BONG."
ORANG-ORANG MELEDAKKAN GAIRAH HIDUPNYA. MEREKA BERDIRI DIATAS BANGKU-BANGKU GEREJA. BERDERAP-DERAP DENGAN KAKI MEREKA GENTA-GENTA, ORGEL, DAUN-DAUN PINTU, KACA-KACA JENDELA, SEMUA DIPALU DAN DIBUNYIKAN. DALAM SATU IRAMA-DIIRINGI SORAK GEMBIRA. BONG-BONG-BONG, BANG-BING-BONG CINTA HARUS KITA MULIAKAN CINTA DI BELUKAR CINTA DI TOKO ARAB CINTA DI BELAKANG HALAMAN GEREJA CINTA ITU PERSATUAN DAN TRA-LA-LA. TRA-LA-LA, LA-LA-LA, TRA-LA-LA SEBAGAI RUMPUTAN KITA HARUS BERKEMBANG BLAK -DALAM PERSATUAN DAN CINTA. MARILAH KITA MELUMATKAN DIRI. MARILAH KITA BERHAUNG DIBAWAH RUMPUTAN. SEBAGAIMANA PEDOMAN KITA; "TRA-LA-LA, LA-LA-LA, TRA-LA-LA". SELURUH ISI GEREJA GEMURUH MEREKA MULAI MENARI. MENGIKUTI SATU IRAMA. MEREKA SALING MENGGOSOK-GOSOKKAN -TUBUH MEREKA. LELAKI DENGAN WANITA LELAKI DENGAN LELAKI WANITA DENGAN WANITA. SALING MENGGOSOK-GOSOKKAN TUBUHNYA. DAN ADA JUGA YANG MENGGOSOK-GOSOKKAN -TUBUHNYA KE TEMBOK GEREJA-GEREJA DAN DENGAN SUARA MENGGIGIL YANG GANJIL -MEREKA MELENGKING DENGAN SEREMPAK; "TRA-LA-LA LA-LA-LA TRA-LA-LA."
"MELEWATI NABI MUSA YANG KERAMAT TUHAN TELAH BERKATA; JANGAN ENGKAU MENCURI. PEGAWAI KECIL JANGAN MENCURI KERTAS KARBON. BABU-BABU JANGAN MENCURI TULANG-TULANG -AYAM GORENG PARA PEMBESAR JANGAN MENCURI BENSIN-BENSIN. PARA GADIS JANGAN MENCURI PERAWANNYA SENDIRI. TENTU, BAHWA MENCURI DAN MENCURI ADA BEDANYA. ARTINYA; CHA-CHA-CHA, CHA".
Selain dihadiri dari Bidang Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemko Dumai, tampak duduk menyimak jalannya acara ditengah-tengah tamu undangan Ketua PSMTI Kota Dumai periode 2025 - 2029 Zainal Arif dan Ketua DPD II IPK Dumai Patrik Tatang serta Ketua PAC IPK Dumai Timur Arfit Gusnanda Putra.
Nantikan puisi kedua bertajuk "AKU" yang akan terbit di link berikutnya.(es)