DUMAI - Kota Dumai sebagai kota pesisir yang dihuni multi etnik dengan Melayu sebagai Payung Negri nya, sejak dahulu hidup dalam harmoni dan kondusif. Itu sebabnya, kota bergelar Kota Minyak itu bisa memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Warga masyarakat beragam Suku, Agama, Ras dan Golongan itu hidup saling rukun dan bisa hidup dengan suasana kekeluargaan. Rasa Bhinneka Tunggal Ika memang menyatu didalam darah sanubari masyarakat nya.
Penghormatan keberagaman itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Dumai menyelenggarakan "Pentas Seni Multi Etnik" Tahun 2025, Sabtu (30/8/2025) malam.
Disampaikan ketua panitia acara, Kepala Disdikbud Dumai Yusmanidar, bahwa penyelenggaraan "Pentas Seni Multi Etnik" yang digelar malam itu berdasarkan Pasal 32 Ayat (1) UUD 1945, UU No.5 Tahun 2017, tentang Pemajuan Kebudayaan, Perda Kota Dumai No.4 Tahun 2025 tentang Pemajuan Kebudayan Melayu Riau dan Naskah Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Dumai (PPKD) Tahun 2025.
Adapun maksud dan tujuan diadakannya malam "Pentas Seni Multi Etnik" Tahun 2025 adalah untuk hiburan bagi masyarakat Kota Dumai, dan juga sebagai ajang silaturrahmi bagi ikatan suku-suku etnis yang ada di Kota Dumai. Diharapkan hal ini membawa dampak positif bagi perekonomian, khususnya UMKM Kota Dumai, yang mana Taman Bukit Gelanggang (TBG) dan sekitarnya setiap malam ramai dikunjungi oleh tamu dari luar daerah dan dalam Kota Dumai.
"Kegiatan pentas seni dan budaya ini juga merupakan penyaluran positif bagi generasi muda ditengah arus zaman dan kecanggihan teknologi agar kawula muda tidak lupa jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya karena kebudayaan daerah merupakan sumber kebudayaan atau bagian dari kebudayaan nasional," bunyi laporan Kadis Yusmanidar saat dibacakan dari atas panggung TBG.
Acara Pentas Seni Multi Etnik akan berlangsung selama 4 kali penampilan yang dilaksanakan pada akhir Bulan Agustus (30-31/8) dan awal Minggu ke-2 Bulan September (6-7/9). Pengisi acara berasal dari sanggar-sanggar, serta Ikatan Keluarga suku-suku etnis yang ada di Kota Dumai.
"Anggaran kegiatan malam ini bersumber dari APBD Kota Dumai Tahun Anggaran Tahun 2025," pungkas Yusmanidar mengakhiri laporan nya.
Malam itu, Kadis Yusmanidar bersama para Kabid Disdikbud dan para kepsek sekolah Paud, SD dan SMP berani tampil epik, unjukkan kebolehannya dalam menari, dengan nama sanggar "Joget Belinyang". Para pegawai Disdikbud itu tampil hebat dan energik dipadu busana Melayu dan senyum manis mereka.
Tepuk tangan masyarakat dan tamu undangan bergemuruh disela-sela goyang pinggul ibu-ibu pegawai negri Pemko Dumai itu.
Sanggar Puti Sari dari Minangkabau, Sanggar Siti Laot yang diperankan anak-anak dan Sanggar Gagak Hitam dari etnik Melayu Kepri Payung Negri dengan tarian Joget Dangkong merupakan penampilan yang ikut meramaikan pentas malam itu.
Ada pula tampilan seni budaya dari Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Kota Dumai, seni Barongsai dari Ikatan Paguyuban Tionghoa Bengkalis (IKPTB) Kota Dumai dan sanggar Nusantara Harmony oleh prajurit Kapal KRI Bung Tomo-357 unjuk kebolehannya dihadapan Walikota Dumai H Paisal, SKM., MARS., diwakili Sekda Indra Gunawan, Ketua DPRD Dumai, Ketua LAMR-Dumai, 17 ketua ikatan kesukuan, pejabat Forkopimda Dumai dan warga masyarakat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai serta seluruh pihak yang telah berusaha semaksimal mungkin, hingga Pentas Seni Multi Etnis dapat terus terselenggara. Mari sama-sama kita jaga kondusifitas hingga akhir penyelenggaraan kegiatan," ucapan Sekda Indra Gunawan dalam sambutan nya.
Pantauan Jurnalis, ribuan warga masyarakat dengan antusias tumpah ruah memenuhi lapangan TBG, menyaksikan acara.(es)