JAKARTA – Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengaku tidak puasa dengan hasil hitungan Bank Dunia.
Luhut tidak puas Soal Logistic Performa Index (LPI) Indonesia di 2023. Menurutnya, selama ini sudah bekerja keras membuat kinerja logistik makin efektif namun data Bank Dunia justru mengatakan sebaliknya.
Luhut juga mengatakan, peringkat LPI Indonesia turun dari 43 menjadi 66. Dia pun meminta Bank Dunia untuk menjelaskan apa sebenarnya masalah logistik di Indonesia.
Ia pun mengaku akan meminta klarifikasi langsung oleh Bank Dunia, dia mengatakan akan mengundang perwakilan Bank Dunia ke Indonesia.
“Kalau lihat slide ini setelah vakum 5 tahun, logistic performance index kita kembali dirilis world bank. Saya akan undang mereka mau tanya kita di mana kelemahan kita supaya tau diperbaikin,”
“Jangan cuma dibilang turun 17 peringkat, dari 43 jadi 66. Hei di mana tell me? We have done this, this, this, kau cari di mana lagi,” kata Luhut dalam agenda Stranas PK, di Gedung KPK, Dikutip Penjurupos dari detikfinance, Selasa (18/7).
Luhut juga menyoroti adanya ketidakadilan pada perhitungan LPI. Buktinya adalah Singapura yang menjadi peringkat satu menurut Luhut hanya memiliki satu pelabuhan besar.
Bila dibandingkan dengan Indonesia jumlah pelabuhannya jauh lebih banyak.
“Hasil logistik performa index ini Singapura peringkat pertama, saya bukan apa-apa ya, nggak fair juga dong. Kamu nilai satu pelabuhan dengan seribu pelabuhan, katakanlah 34 atau 116 pelabuhan di Indonesia,” ungkap Luhut.
Menurutnya, sebetulnya saat ini sudah ada efisiensi biaya tinggi pada logistik di Indonesia. Luhut memaparkan biaya menuju pelabuhan berkurang 8%, hal ini membuat semua pihak hemat triliunan rupiah.
“Sekarang ini efisiensinya tinggi. Dari 23,9% cost orang datang ke pelabuhan skrng kira kira 16%, ada 8% perbaikan dari 2019. Itu angka hematkan triliunan rupiah,” ungkap Luhut.***
Komentar