JAKARTA – Terdapat tiga macam darah yang keluar dari wanita, yaitu darah haid, nifas, dan istihadhah.
Dalam Islam, wanita yang tengah mengeluarkan darah haid dan nifas dilarang mengerjakan sholat, puasa, hingga bersetubuh.
Namun, ketika seorang wanita mengeluarkan darah istihadhah, ia tetap wajib mengerjakan sholat dan puasa.
Lantas mengapa wanita yang mengeluarkan darah istihadhah tetap wajib sholat dan puasa? Bagaimana cara sholat bagi wanita istihadhah? Simak uraiannya berikut.
Apa Itu Istihadhah?
Darah istihadhah adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita di luar masa haid (15 hari).
Melansir detikcom, buku Darah Haid karya Isnawati menyebutkan beberapa darah yang masuk ke dalam kategori darah istihadhah, di antaranya:
1. Darah yang keluar sebelum usia 9 tahun
2. Darah menopause
3. Darah yang keluar pada masa suci dari haid (hari ke-16 dan seterusnya)
4. Darah yang keluar sebelum melahirkan
5. Darah lemah, yang dilihat dari kekentalan dan bau.
Wanita yang mengeluarkan darah istihadhah, yaitu darah selain haid dan nifas wajib melakukan sholat. Hal ini disampaikan Rasulullah SAW kepada Fatimah binti Abu Hubaisy.
“Darah haid yaitu apabila berwarna hitam yang dapat diketahui. Jika demikian, maka tinggalkan sholat. Akan tetapi, jika selainnya, maka berwudhulah dan lakukan sholat karena itu darah penyakit,” Hadis riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i.
Niat Wudhu Bagi Wanita Istihadhah
Berikut niat wudhu bagi wanita istihadhah dalam Bahasa Arab, Latin, dan artinya.
نَوَيْتُ اْلوُضُوْءَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu wudhu’i lis tibahatis salati lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat wudu agar dibolehkan mendirikan salat karena Allah Taala.
Tata Cara Sholat Bagi Wanita Istihadhah
Berikut tata cara sholat bagi wanita yang sedang mengeluarkan darah istihadhah.
1. Bersihkan farji (kemaluan) setiap akan mengerjakan sholat.
2. Menutup farji menggunakan kapas atau pembalut untuk mencegah keluarnya darah selama mengerjakan sholat.
3. Berwudhu.
Larangan Mengakhirkan Sholat
Wanita yang sedah istihadah tidak boleh mengakhirkan sholat. Maksudnya, tidak boleh menunda, dan harus segera sholat ketika sudah memasuki waktunya.
وَلَا يَجُوْزُ لَهَا أَنْ تُؤَخِّرَ الصَّلَاةَ لِشَيْءٍ اِلَّا مَا كَانَ لِمَصْلَحَةِ الصَّلَاةِ. فَاِنْ أَخَّرَتْ لِغَيْرِ مَصْلَحَةِ الصَّلَاةِ ضَرَّ، وَوَجَبَ عَلَيْهَا أَنْ تُعِيْدَ جَمِيْعَ مَا تَقَدَّمَ
Artinya: “Tidak diperbolehkan baginya (wanita istihadhah) untuk mengakhirkan shalat karena alasan sesuatu, kecuali alasan yang berkaitan dengan kemaslahatan shalat. Dan, jika mengakhirkan shalat bukan karena kemaslahatan shalat maka berbahaya, dan wajib baginya untuk mengulangi semuanya (membasuh kemaluan, menyumbat, menutup, dan membalut).” Sayyid Abdurrahman as-Saqaf, al-Ibanah wal Ifadhah fi Ahkamil Haidh wan Nifas wal Istihadhah, [Kanzul Hikmah: tt], halaman 58, dikutip dari laman Nu Online.
Sumber: insertlive
Komentar