Bukit Khayangan Menyuguhkan Pemandangan Indah Alam Kerinci

Bukit Khayangan Menyuguhkan Pemandangan Indah Alam Kerinci
Alam Kerinci di atas Bukit Khayangan (Agung Iranda/d'travelers)

JAKARTA - Alam Kerinci merupakan sebutan untuk menggambarkan dua wilayah Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh.

Dikutip Penjurupos dari detikTravel, Setelah pemekaran, dua wilayah ini hanya dipisahkan oleh birokrasi. Keduanya masih dalam budaya dan etnis yang sama.

Bukit Khayangan menyuguhkan pemandangan alam Kerinci. Wisatawan bisa merasakan panorama yang menawan serta danau Kerinci yang membentang luas.

Alam Kerinci dengan gunung yang menjulang, perbukitan hijau permai, warna-warni tumbuhan dan pohon, aliran sungai yang membentang antara danau Kerinci. Potret alam Kerinci dapat kita saksikan langsung di atas Bukit Khayangan.

Jum'at pagi, langit berkabut dan cuaca gerimis yang dingin dari pagi sampai siang, sangat nyaman untuk rebahan. Menjelang siang matahari terlihat samar-samar, setelah sholat Jum'at kami memutuskan untuk berlibur ke Bukit Khayangan, salah satu wisata kebanggaan Kota Sungai Penuh.

Jarak antara tempat tinggal kami Hamparan Rawang dengan Bukit Khayangan sekitar 12 Km, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Sekitar jam dua lewat tiga puluh menit siang kami mulai berangkat. "Apa kita jadi ke Bukit Khayangan?" Tanya Ikhwan adik istri saya. "Jadi dong". Jawab saya. "Langit di atas tampak semakin mendung, nanti tidak apa-apa kalau kehujanan? "Iya kita lihat saja nanti, kalau berisiko kita turun.".

Cuaca yang tidak menentu tak mengurangi semangat kami untuk melanjutkan perjalanan. Jalan mendaki ke Bukit Khayangan tak semulus yang kita bayangkan, apalagi musim libur atau lebaran.

Ukuran jalan yang hanya muat dua mobil berpapasan, kiri jalan pohon dan tanah, kanan jalan jurang, beberapa jalan berlubang karena longsor, tak ada tempat mobil untuk menepi.

Ketika jalan mendaki kami terjebak macet, fokus menginjak rem dan gas mobil, sebelah kiri dan kanan motor dengan kecepatan tinggi karena kehujanan.

Kaca spion mobil kami beradu dengan kaca spion mobil yang pulang dari Bukit Khayangan. Tahan nafas, fokus, dan sedikit kesal, dalam hati saya bergumam sungguh berisiko sekali kalau tidak hati-hati.

Kaki saya terasa lelah, perjalanan yang memacu adrenalin, sejenak terfikir untuk kembali ke rumah. Namun karena sudah setengah perjalanan kami terus melaju. Segala bentuk kekesalan dalam perjalanan terbayar ketika memasuki pintu tiket Bukit Khayangan.***

Editor: Redaksi

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index