Berikut Kisah Seram Keluarga Hidup di Kampung Mati

Berikut Kisah Seram Keluarga Hidup di Kampung Mati
Rumah penghuni terakhir di Kampung Mati (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)

JAKARTA - Kampung Mati di Kulon Progo, Yogyakarta kini hanya satu rumah yang dihuni.

Itu pun hanya ada satu keluarga beranggotakan empat orang, yakni pasangan suami-istri Sumiran (49) dan Sugiati (50) serta dua anaknya Agus Sarwanto (23) dan Dewi Septiani (10).

Dikutip dari detikTravel, Kampung Mati tak hanya seram dari namanya saja. Si penghuni yang hanya segelintir juga sering melihat hal-hal seram.

Hidup tanpa tetangga di tengah hutan yang dikenal wingit itu membuat keluarga Sumiran acap bersentuhan dengan hal-hal mistis.

Sering sekali," ucap sang istri, Sugiati saat ditanya soal pengalaman mistis yang dirasakan, Jumat (16/6/2023) lalu.

Sugiati, bahkan pernah mengalami kejadian mistis yang hingga ini masih membekas di ingatannya. Kejadian ini bermula saat Sugiati bersama anak bungsunya, Dewi Septiani atau akrab disapa Septi sedang memasak di dapur.

Saat itu di rumah hanya mereka berdua. Sumiran sedang pengajian di luar kampung. Sedangkan anak bungsunya baru keluar. Adapun kejadian berlangsung saat malam hari.

Ketika itu Septi yang masih berusia tiga tahun usil mengganggu ibunya yang sibuk mengolah minyak. Tiba-tiba terdengar suara gebrakan meja dari rumah tetangga. Mendengar hal itu, keduanya lantas terdiam.

Sesaat kemudian terdengar lagi suara dobrakan yang berasal dari jendela kaca rumah keluarga ini.

"Setelah di situ, rumah itu ada orang yang mendobrak meja kemudian lanjut kaca ini yang didobrak. Terus masuk mendobrak meja yang di dalam situ ditambah ada bunyi-bunyian dari piring," ucap Sugiati.

Tak sampai di situ. Sugiati dan Septi kembali dikejutkan dengan penutup panci yang tiba-tiba melayang. Tak tahu harus berbuat apa, mereka pun hanya bisa terdiam.

Saya eggak tahu rupanya, enggak keliatan. Tapi ternyata Septi ini lihat sosok itu sambil bilang 'Mak saya takut Mak'. Terus saya minta Septi 'Diam aja Sep biarin nanti capek sendiri hantunya'. Gitu. setelah itu saya tidur," jelas Sugiati.

Sugiati juga pernah menjumpai sesosok ular yang ukurannya sebesar kepala manusia. Ular ini memiliki dua kepala. Sosok itu ditemuinya ketika sedang mencari kayu bakar.

"Ya di sana (menunjuk hutan) saya pernah melihat ular besar sebesar kepala manusia. Saat itu saya sedang mencari kayu. Njuk (lalu) sebelum itu waktu anak saya yang besar tadi, yang laki-laki itu usia sekitar 3 tahun ada ular badannya satu kepalanya dua," ucapnya.

Sosok lain yang pernah Sugiati temui yakni pria misterius yang muncul tiba-tiba di area perbukitan dekat rumahnya. Menurutnya sosok ini menggunakan singlet putih dan celana hitam sembari membawa keranjang mata air dan celurit.

"Setelah lihat itu saya langsung pulang. Nah tiba-tiba ada potongan janur yang nancep di kepala saya, langsung saya buang," ujarnya.

"Jadi memang banyak kalau di sini. Banyak suara-suara juga tapi enggak saya dengerin karena udah biasa. Selain itu juga biar hantunya itu kalau dicuekin malu sendiri, capek sendiri untuk menghantui saya," imbuhnya.

Selain Sugiati, hal serupa juga dialami Sumiran. Beberapa kali Sumiran ditimpuk batu oleh sesuatu yang tak berwujud. Biasanya terjadi ketika dirinya sedang mengambil air di sumber mata air dusun setempat.***

Editor: Redaksi

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index