PEKANBARU - Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Kepolisian Daerah (Polda) Riau bersilaturahmi dengan para pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Riau untuk membangun komitmen memberantas kabar atau informasi bohong (hoax) yang terus membanjiri laman-laman media sosial.
"Kami telah meping, untuk tahun ini hoax masih dalam batas wajar. Namun kami memprediksi, tahun depan akan semakin berat," kata Direktur Intelkam Polda Riau, Komisaris Besar Polisi Aris Prasetyo Indrayanto SIK.M dalam pertemuan bersama pengurus SMSI Riau di sebuah kafe di Pekanbaru, Jumat (18/11/2022).
Dalam pertemuan itu, Kombes Aris membawa semua unsur Ditintelkam Polda Riau mulai dari Wakil Direktur Intelkam AKBP Efrizal, SIK hingga para Kasubdit Intelkam.
Sementara dari pihak SMSI Riau, selain Ketua Novrizon Burman, turut hadir Ketua Dewan Penasihat Zulmansyah Sekedang dan sejumlah ketua bidang seperti Harry B Koriun, Anthony Harry, Bambang Irawan, Herlina, Martalena, Bendahara SMSI Luna Agustin dan Fazar Muhardi.
Dalam kesempatan sama, Kombes Aris menyingkap, kabar hoax telah menjadi masalah serius seiring terus berkembangnya teknologi informasi yang saat ini telah menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.
"Maka kami pandang perlu menggandeng seluruh unsur, baik organisasi maupun perorangan untuk bersama menjaga keamanan, khususnya dalam teknologi informasi," katanya.
Dia menjelaskan, SMSI menjadi organisasi pers pertama untuk dilibatkan dalam mengatasi bersoalan ini, dan diharapkan akan bersama menyatukan komitmen memberantas 'hoax'.
"Silaturahmi ini penting, karena hoax telah menjadi masalah yang serius, terlebih jelang Pemilu 2024," katanya.
Kombes Aris menjelaskan, pihaknya telah melakukan analisa mendalam yang hasilnya diperkirakan tahun depan tepatnya tahun 2023, kabar atau informasi bohong akan semakin deras membanjiri laman-laman media sosial.
"Saya pikir kita harus belajar dari Pemilu 2019 lalu, dimana informasi hoax telah meninggalkan bekas yang teramat buruk. Sesama anak bangsa terpecah belah dan ini jangan sampai terulang pada Pemilu mendatang (2024)," katanya.
Menurut dia, SMSI sebagai wadah dari para pengusaha media siber memiliki peranan penting dan strategis untuk menangkal 'hoax'.
Ketua SMSI Riau, Novrizon Burman, dalam kesempatan sama menjelaskan, SMSI memiliki peranan dan komitmen yang sama dengan kepolisian khususnya dalam memberantas 'hoax'.
"SMSI didirikan sebagai wadah para pemilik media siber yang sekarang di Riau jumlah anggotanya telah mencapai 114 perusahaan," katanya.
Dengan jumlah anggota yang begitu besar, demikian Novrizon, maka SMSI menjadi sangat penting dan memiliki peranan besar untuk memberantas kabar bohong.
"Pada dasarnya kami SMSI memiliki komitmen yang sama dengan kepolisian, khususnya dalam memberantas hoax," kata Novrizon.
Ketua Dewan Penasihat SMSI Riau, Zulmansyah Sekedang menambahkan, pada dasarnya media mainstream yang sekarang menjadi anggota SMSI merupakan perusahaan yang jelas-jelas telah memenuhi kriteria sebagai perusahaan pers seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Pers.
Namun dia menjelaskan, bahwa badan hukum pers yang dimiliki anggota SMSI tidak serta-merta membebaskan media mainstream dari persoalan hukum.
"Kami bisa kapan saja terjerat masalah hukum, makanya kami selalu menekankan ke anggota untuk berhati-hati dalam membuat berita. Harus berimbang dan jangan sampai menimbulkan fitnah," katanya.
Zulmansyah menyingkap, saat ini kebanyakan kabar bohong atau hoax diproduksi oleh akun-akun media sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Ini yang harus kita waspadai bersama, termasuk SMSI juga akan mengambil peran bersama kepolisian untuk memberantas hoax," demikian Zum. (fzr)